How to get from Kuching to Pontianak Find Transport to Pontianak Search accommodation with There are 2 ways to get from Kuching to Pontianak by bus or car Select an option below to see step-by-step directions and to compare ticket prices and travel times in Rome2Rio's travel planner. Recommended Bus Take the bus from Kuching to Pontianak Drive Drive from Kuching to Pontianak Questions & Answers Is it cheaper to fly, bus, train or ferry from Kuching to Pontianak? The cheapest way to get from Kuching to Pontianak is to bus which costs 500 ₴ - 800 ₴ and takes 6h 38m. More details What is the fastest way to get from Kuching to Pontianak? The quickest way to get from Kuching to Pontianak is to drive which costs 1 300 ₴ - 1 900 ₴ and takes 4h 40m. More details How far is it from Kuching to Pontianak? The distance between Kuching and Pontianak is 209 km. The road distance is km. Get driving directions How do I travel from Kuching to Pontianak without a car? The best way to get from Kuching to Pontianak without a car is to bus which takes 6h 38m and costs 500 ₴ - 800 ₴. More details How long does it take to get from Kuching to Pontianak? It takes approximately 6h 38m to get from Kuching to Pontianak, including transfers. More details What is the time difference between Kuching and Pontianak? Pontianak is 1h behind Kuching. It is currently 2349 in Kuching and 2249 in Pontianak. Can I drive from Kuching to Pontianak? Yes, the driving distance between Kuching to Pontianak is 322 km. It takes approximately 4h 40m to drive from Kuching to Pontianak. Get driving directions Where can I stay near Pontianak? There are 27+ hotels available in Pontianak. Prices start at 3 750 ₴ per night. More details What companies run services between Kuching, Malaysia and Pontianak, Indonesia? Bintang Jaya Express operates a bus from Kuching to Pontianak twice daily. Tickets cost 290 ₴ - 490 ₴ and the journey takes 6h 30m. Bintang Jaya Express Want to know more about travelling around the world? Rome2Rio's Travel Guide series provide vital information for the global traveller. Read our range of informative guides on popular transport routes and companies - including How to get from Heathrow Airport into central London, Which London airport should I choose? and French strikes 2018 What are my alternative transport options? - to help you get the most out of your next trip. Where to next? Trips from Kuching Trips to Pontianak Popular routes
Singkatcerita,setelah membandingkan ongkos pesawat dari Jakarta ke Manila dengan ongkos pesawat dari jakarta ke Pontianak+bus ke Kuching/Miri/Brunei dll.Saya memutuskan untuk ambil jalur putus2 saja.perbedaan saat itu sekitar 20%lebih mahal,tapi pengalaman yang didapat tidak seperti kalau kita terbang langsung ke Manila.(perjalanan ini juga
Amedeo Doda, backpacker asal Italia menunjukkan foto makanan favoritnya. Foto Lydia Salsabilla/Hi!PontianakHi!Pontianak - Amedeo Doda, seorang backpacker asal Italia melakukan perjalanan keliling dunia seorang diri selama 11 tahun. Hingga saat ini ia telah menjelajahi 53 negara, termasuk kunjungannya ke Indonesia kali ini, pria yang berusia 66 tahun mampir ke Pontianak, Kalimantan Barat. Ia menginap di salah satu penginapan sejak 1 Juni awak media, Amedeo Doda bercerita awal mula dirinya memutuskan untuk melakukan perjalanan keliling dunia seorang diri yang dimulai sejak 2 April 2012 lalu. Saat itu ia memiliki sebuah usaha, namun tutup dan dijual karena ada masalah dengan mantan tidak ada lagi yang dikerjakannya ia pun memutuskan untuk traveling. Chicago, Illinois, Amerika Serikat pun menjadi negara pertamanya dalam 11 tahun perjalannya itu."Setelah jalan beberapa waktu di USA, ternyata ada jiwa traveling yang merasuki saya. Itulah yang mendorong saya tidak betah dirumah. Jadi asal pulang pergi lagi, pulang pergi lagi," ungkap Ame kepada awak media yang ditranslator oleh penerjemah, Kamis, 8 Juni negara yang dikunjungi, Ame, sapaan Amedeo Doda mengungkapkan akan menetap hingga 2 sampai 3 bulan dan kemudian pindah ke negara selanjutnya. Hal itu dikarenakan ia tidak ingin kembali mengulang ke negara yang dikunjungi, kecuali Doda, backpacker asal Italia berincang dengan wartawan saat mengunjungi Pontianak. Foto Lydia Salsabilla/Hi!PontianakSebab menurut Ame, Indonesia begitu luas. Sehingga perlu 3 atau 4 kali untuk berkunjung, menjelajahi semua daerah di Indonesia."Dari semua negara yang telah dikunjungi, semuanya menarik. Setiap satu negara saya bisa menetap hingga 3 bulan, lalu pindah lagi ke negara lain. Jadi saya tidak ada keinginan untuk mengulang lagi ke satu negara yang dikunjungi. Jadi cukup sekali saja tetapi lama," jelasnya."Karena Indonesia luas jadi saya butuh 3 sampai 4 kali bolak balik ke Indonesia untuk menjelajahi semua daerah di Indonesia begitu juga di Pontianak. Tidak cukup hanya sekali perjalanan jadi harus ada beberapa kali perjalanan," untuk mencari kesenangan dan memuaskan diri. Ame mengaku perjalanan keliling dunia ini dilakukannya karena ia ada bekerja sama dengan salah satu perusahan majalah bulanan di Italia untuk memuat sebuah cerita perjalanan dirinya melalui foto dan tulisan."Saya sangat suka traveling, saya sangat suka berpetualangan. Saya tidak ingin mencoba seperti traveling pada umumnya yang membutuhkan gaet, saya ingin pergi sesuai keinginan saya sendiri. Karena saya bisa belajar kultur mereka, bertemu dengan orang baru dan mengetahui kehidupan sebenarnya di negara itu. Saya senang mengabadikan momen perjalanan melalui foto," 11 tahun perjalanannya itu, Ame mengaku tidak pernah ditolak oleh masyarakat lokal di negara yang dikunjunginya. Ia selalu diterima di mana Doda, backpacker asal Italia bersama translator saat di Pontianak. Foto Lydia Salsabilla/Hi!PontianakMeskipun demikian, ada beberapa negara yang membuat dirinya kapok kembali ke negara tersebut. Salah satunya Johor Baru, Malaysia. Ame mengatakan, di sana barang-barang berharganya hilang dicuri."Pernah kecurian di Malaysia, Johor Baru. Laptop kamera uang. Tetapi untungnya paspor saya tidak hilang. Hilang di penginapan," ungkapnya."Honduras juga menjadi negara yang menyedihkan untuk saja jika kembali ke sana. Karena saya pernah bertemu dengan seorang wanita di sana pada tahun 2012, menikah. Tetapi setelah 5 tahun kami memutuskan untuk berpisah bercerai," ditanyai apa yang disukai dari Indonesia, pria yang menyukai musik rock mengaku senyum dan keramahan orang Indonesia yang membuat ia betah untuk tinggal dalam waktu yang cukup itu juga masakan di Indonesia enak-enak. Seperti sate, nasi goreng, hingga bubur. Bahkan jengkol menjadi salah makanan kesukaannnya."Hampir semua masakan indonesia saya suka, sate, nasi goreng, bubur, lontong, jengkol I love it. Makan nasi padang saya senang banget karena bisa milih sendiri. Saya sangat suka sayuran jadi bisa milih sayuran aja karena saya tidak terlalu suka daging," Indonesia, Ame memiliki rencana ingin melanjutkan perjalanannya ke Maroco, Cameron, hingga Sudan. Namun sebelum itu ia akan peluang terlebih dahulu ke Italia. Sebab ada beberapa pekerjaan yang perlu diselesaikannya di sana."Habis dari Indonesia akan pulang dulu ke Italia karena ada dokumen-dokumen yang harus diselesaikan di sana. Ada banyak undangan berbagai pihak di Italia," tuturnya."Masih belum tau, belum ada keputusan mau jalan ke negara mana lagi. Kalau tidak ke Maroco atau ke daerah Cameron, Sudan. Tetapi belum pasti tahun ini," pungkasnya.
TukangJalan Jajan mendapatkan keempatan untuk ikut serta merayakan penerbangan perdana dari Pontianak menuju Kuching, Malaysia. Suatu kebanggan bisa merasakan perjalanan inagurasi Air Asia.
Perjalanan Hemat Sekeluarga Ala Backpacker ke Kuching, Malaysia Assalamualaikum, halo semuanya! Menjelang lebaran Idul Fitri 2019 lalu, Bee mendapatkan tugas oleh kantor ke Kuching, Malaysia. Setelah beres urusan kerjaan, Bee ambil cuti dan berencana untuk menikmati bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi dengan melakukan perjalanan ala backpacker mulai dari Sarawak - Miri - Brunei Darussalam bersama keluarga, dan dilanjutkan backpacker-an dengan teman ke Kota Kinabalu. Hari Pertama Kehujanan Waktu Buka Puasa di Waterfront Saya dan keluarga memutuskan untuk mulai jalan ke Waterfront menjelang sore hari, sekalian cari makanan untuk berbuka puasa. Kebetulan di perjalanan menuju Waterfront melewati patung kucing yang menjadi ikon-nya Sarawak. Saat asyik mengabadikan momen tiba-tiba awan hitam menutupi langit, rintik-rintik hujan mulai turun. Kami bergegas berteduh di halte bus. Beberapa menit kemudian hujan sedikit reda, kami percepat langkah kaki menuju Waterfront yang sungainya sudah terlihat dari kejauhan. Lagi-lagi di tengah perjalanan, hujan lebat datang, bagai air yang ditumpahkan dari langit, kami dan pejalan kaki lainnya langsung ambil langkah seribu menuju gazebo. Akhirnya kami malah terjebak di gazebo hingga waktu berbuka puasa. Syukurlah Ayah dan Mama membawa bekal roti dan minuman untuk membatalkan puasa. Bikin ngiler lagi ngeliat fotonya Setelah hujan sedikit reda, kami memutuskan makan malam di tempat makan yang berjualan di tepian Waterfront. Masya Allah, beh, banyak seafoods yang siap memanjakan perut. Kami beli paketan yang isinya berbagai macam kerang mulai dari kerang bambu, kepah, buluh, dan udang. Selesai makan kami lanjut explore sepanjang Waterfront. Terakhir saya ke Kuching tahun 2004 dan Waterfront belum secantik sekarang. Saya sangat ter-wow, wow dengan perkembangan objek wisata disana. Ada banyak lampu warna-warni, terus lampu di jembatannya bisa beubah-ubah warna gitu, ada juga masjid megah di tepian hari pertama perjalanan kami di Kuching basah kuyup, kami semua tetap have fun dan jepret sana-sani. Kuching Waterfront di malam hari Hari Kedua Gagal Ajak Adek Main di Kuching Cat Museum Keesokan pagi kami berencana main ke Kuching Cat Museum. Sebelum pergi saya cek google maps memastikan jam bukanya, yaitu jam 9 pagi. Kami berangkat deh tuh jam 9 kurang dari hotel menggunakan taksi online. Sesampai disana, beberapa mobil terlihat putar balik, mulai deh muncul firasat tutup. Tuh kan benaran tutup karena sedang ada perbaikan, huaaa. Sedih banget enggak jadi kasi lihat Cat Museum ke adek. "Semoga di lain kesempatan kita bisa main kesini ya, dek."Hikmahnya jangan 100% langsung percaya dengan informasi di google, tulisan open belum tentu beneran open. Kalau ada kontak nomor tempat yang dituju dan bisa dihubungi, mending dihubungi saja dulu. Kami pun melanjutkan perjalanan ke objek wisata selanjutnya, Orangutan Murals dan India Street. Setelah berfoto-foto ria dengan lukisan-lukisan mural, kami window shoping melihat suasana dan barang-barang yang dijual di India Street. Jejeran warna-warni baju melayu Adek yang semangat banget foto dengan mural orangutan Saat matahari lagi tinggi-tingginya, kami pulang dengan jalan kaki ke hotel. Berdasarkan arahan google maps, kami tinggal jalan kaki lurus saja menyusuri Waterfront. "21 menit doang mah dekat, bentar," ucap Bee yakin. Tapi satu hal yang saya lupakan, 21 menit terasa jauh saat puasa apalagi di siang bolong begini, haha. Mungkin ada lima kali kami berhenti buat istirahat dan tarik napas. Alhamdulillah, adek yang paling kecil enggak mengeluh bilang, “capek, capek, capek!” dan puasanya aman. Tapi kalau lihat wajahnya, jelas banget dia kecapekan. 18 Jam Perjalanan Ke Miri Pakai Bus Masih di hari yang sama, pada sore harinya kami meluncur ke Kuching Central Bus untuk melanjutkan perjalanan ke Miri menggunakan Bus Bintang Jaya Express. Perjalanan kami jauh lebih lama dari waktu yang diperkirakan di website. Saya pun bertanya ke Mbak Etty teman perjalanan Bee nanti di Kota Kinabalu yang juga sedang solo backapacking ke Miri dan Brunei Darussalam, apakah dia juga mengalami hal yang serupa? Karena dia sudah berangkat duluan menggunakan Bus Eva ke Miri. Ternyata waktu kedatangan Mbak Etty di Miri tepat waktu tuh. Bus yang akan membawa kami ke Miri Tiket Bus ke Miri Seharusnya 15 jam lama perjalanan, malah 18 jam duduk di kursi, enggak bisa lurusin pinggang dan kaki. Bayangan kasur hostel sudah di ubun-ubun. Bee rasa keterlambatan waktu tiba ini karena bus yang ditumpangi sering menaik-turunkan penumpang di tengah jalan. Saat saya tanya ke Mbak Etty, bus yang dia tumpangi tidak ada tuh menaik-turunkan penumpang di tengah jalan. Ya sudahlah namanya juga transportasi umum, jadi buat kalian yang nanti naik bus tujuan Kuching – Miri jangan kaget ya kalau ternyata bus kalian banyak berhenti. Cerita selanjutnya adalah kegalauan saya dan keluarga yang bingung tanggal berapa Hari Raya Idul Fitri di Brunei Darussalam. Karena kami harus menentuin kapan akan masuk ke Brunei Darussalam, mengingat biaya hidup disana lebih mahal dan waktu open house Sulatan Brunei Darussalam di hari ke-2, ke-3 dan ke-4. Sambil menunggu akhirnya kami stay di Miri. Rincian biaya perjalanan selama di Kuching Sekian cerita perjalanan Bee yang sedikit drama mulai dari kehujanan, tempat wisata yang tutup, hingga pertama kali berjam-jam di dalam bus. Sampai jumpa di tulisan Bee selanjutnya. Terus bersyukur, dan tebar kebaikan. Salam!
v95PS.